Selasa, 15 Juli 2014

PALESTINA TIDAK BISA DIMERDEKAKAN KECUALI DENGAN CARA AL-FARUQ MEMERDEKAKANNYA

Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

إن الحمد للهنحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهدهالله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك لهوأشهد أن محمداً عبده ورسوله.   “ياأيها الذين آمنوا اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون”. “يا أيها الناس اتقواربكمالذي خلقكم مننفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيراً ونساءًواتقواالله الذيتساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيباً”. “يا أيها الذينآمنوا اتقوا الله وقولوا قولاً سديداًيصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطعالله ورسوله فقد فاز فوزاعظيماً”. أمابعد، فإن أصدق الحديث كلام الله،وخير الهدي هدي محمد r وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعةوكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.  
Marbahan terhadap anak-anak didik dan saudara-saudara kami dalam kesempatan pertemuan kali ini, yang kita memohon kepada Allah agar menjadikannya sebagai pertemuan yang penuh barakah.
Kita memohon kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala untuk kita dan untuk segenap kaum muslimin semuanya taufiq dan bimbingan-Nya untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam serta senantiasa berpegang teguh dengan tali (agama)-Nya. Karena sesungguhnya, demi Allah, tidak ada kebahagiaan dan kemuliaan bagi kaum muslimin kecuali apabila mereka berpegang teguh kepada tali Allah dan Sunnah Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
Tidak ada solusi atas berbagai kerendahan dan kehinaan ini kecuali dengan cara kembali kepada Islam yang benar berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
Kalian tahu bahwa umat ini telah terpecah belah tercerai berai dan jelek, wal ‘iyyadzu billah (mohon perlindungan kepada Allah).
Hawa nafsu telah mencabik-cabik umat, maka turunlah hukuman yang pantas buat mereka, berupa berkuasanya musuh-musuh Allah atas mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” [Asy-Syura : 30]
Dulu, pada sebagian tulisanku tentang nasehatku terhadap rakyat Palestina –sebagaimana telah kalian ketahui- bahwa : Demi Allah negeri Palestina tidak akan bisa dimerdekakan kecuali dengan apa negeri tersebut berhasil direbut (pertama kali), yaitu direbut dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Kini negeri tersebut tidak akan kembali (ke pangkuan muslimin) kecuali apabila penduduknya berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah.
Pada keberangkatan ‘Umar bin Al-Khaththab Radhiyallah ‘anhu untuk membuka Baitul Maqdis, beliau berangkat bersama seorang anak kecil. Ketika ‘Umar tiba di Syam dan disambut oleh Abu ‘Ubaidah
Maka Abu ‘Ubaidah Radhiyallah ‘anhu berkata : “Wahai Amirul Mu`minin aku tidak ingin umat melihat engkau dalam kondisi seperti ini.”
Maka ‘Umar menjawab : “Wahai Abu ‘Ubaidah kalau seandainya bukan kamu yang mengucapkan ini. Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala memuliakan kita dengan Islam. Maka kalau kita mencari kemuliaan dari selain-Nya, niscaya Allah hinakan kita.”

Namun sekarang, orang-orang yang berjihad atau berperang di Palestina tidak mencari kemuliaan dari

Kitabullah,

dari Sunnah Rasul-Nya,

tidak pula dari Islam.


Justru mereka mencari dari Barat atau Timur,
dari orang-orang Nashara,
dari para Syi’ah Rafidhah,
dan lainnya.
Mereka berjalan di atas manhaj yang jauh dari Islam
Maka jihad mereka dilakukan dengan cara selain Islam!!


Sungguh para ‘ulama telah menasehati mereka
agar mereka mau kembali kepada Kitabullah
dan sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam
serta mendidik diri mereka dan anak-anak mereka di atas bimbingan Kitabullah dan di atas bimbingan Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam


Namun sayang, ternyata tidak ada kehidupan pada pihak yang dipanggil.

Sehingga mereka tidak mau mempedulikan nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah.

Tidak mau mempedulikan seruan-seruan para ‘ulama.

Maka engkau lihat mereka setiap hari mundur ke belakang dan sama sekali tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Sungguh Allah telah membuka berbagai negeri dan kerajaan yang sangat banyak dalam beberapa hari yang sangat singkat.

Yaitu hari-hari yang ketika itu jihad tegak di atas Kitabullah dan di atas Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam .

Pada hari-hari yang ketika itu tujuan utama jihad adalah meninggikan Kalimatullah ‘Azza wa Jalla.
Bukan untuk nasionalisme, bukan untuk kebangsaan, bukan untuk demokrasi, bukan pula berbagai syi’ar dan ideologi lainnya yang merusak dan sesat.

Maka rakyat Palestina tidak akan mencapai kemuliaan, kehormatan, dan kemenangan atas musuh-musuhnya kecuali apa bila mereka mau kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ، وَ أَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَ رَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ، وَ تَرَكْتُمُ الجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتىَّ تَرْجِعُوا إِلىَ دِيْنِكُمْ
Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah [1]), dan kalian telah disibukkan dengan ekor-ekor sapi (peternakan), dan telah senang dengan bercocok tanam, dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah akan timpakan pada kalian kehinaan kepada kalian, tidak akan Allah cabut kehinaan tersebut
hingga kalian kembali kepada agama kalian.
[HR. Abu Dawud] [2]).
Mereka mengatakan : Kami berjihad.
Namun jihad kalian ditegakkan di atas dasar apa?
Apa sarana dan jalan yang kalian tempuh?
Apakah jalan Islam yang disyari’atkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam jihad?
Ataukah jalan-jalan syaithan?
Yaitu jalan para nasionalis atau para komunis dan semisalnya?
Maka harus kembali kepada Kitabullah, jihad harus dalam rangka meninggikan Kalimatullah. Bukan karena nasionalisme atau yang lainnya.
Kalian mendengar kebaikan-kebaikan yang ditegakkan di atas dasar nasionalisme, di atas hawa nafsu, syi’ar-syi’ar, pikiran-pikiran, dan idielogi-idielogi yang sangat jauh dari Islam.
Maka didiklah diri-diri kalian wahai para pemuda di atas bimbingan Kitabullah dan di bimbingan sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, dan sebarkan manhaj ini di bumi Palestina semuanya dengan segenap kemampuanmu.
Maka pada hari ketika terwujud sambutan (atas manhaj tersebut) maka hari itu akan menjadi kabar gembira bahwa umat ini telah sadar dari mabuknya dan telah bangkit dari kematiannya. Hari yang kalian dapati telinga-telinga …..  kalian akan dapati bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi penduduk Palestina dan yang lainnya.
Tidak diragukan, bahwa terdapat banyak kabar gembira untuk penduduk Syam, bahwa mereka akan memerangi Dajjal, berjihad, dan merebut Konstantinopel Barakallahu fikum, serta akan tegak Daulah Islam yang benar di atas bimbingan Kitabullah dan di atas Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, dan bumi akan terpenuhi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi telah dipenuhi dari dengan kezhaliman. Barakallahu fikum.
Mungkin akan ada yang mengatakan : Ini Al-Mahdi.
Saya katakan : bahwa (kedatangan) Al-Mahdi perlu ada pendahuluannya.
Al-Mahdi harus mendapati umat dalam kondisi siap untuk berjihad dan lainnya yang ditegakkan di atas aqidah yang benar dan manhaj yang benar. Jika tiba-tiba datang Dajjal sementara masih akan membangun dari nol dan memulia dari nol maka kapan akan bisa melakukan itu semua?
Terlihat bahwa semangat yang ada sekarang, yaitu kecenderungan kepada Manha Salafy merupakan pendahuluan – Insya Allah – pada hari ini, yang kaum muslimin akan mendapatkan kemenangan padanya.
Aku nasehatkan dan aku sampaikan Firman Allah Tabara wa Ta’ala
“Sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah), kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.
Sebagai suatu sunnatullah (yaitu hukum Allah yang telah ditetapkan) yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.” (al-Fath : 22-23)

Maka kamu lihat kondisi para “mujahidin” atau orang-orang yang menamakan diri sebagai mujahidin sekarang, kamu lihat justru merekalah yang mendur kebelakang, mereka sendirilah yang justru berperang di balik dinding … merekalah … merekalah …
Apa yang dengannya Allah mencela para musuh, ternyata kita dapati tidak pada para musuh tersebut. Justru malah itulah sifat para mujahidin pada hari ini. Jihad pengecut, khianat, dan jahat, bukan jihadnya orang-orang yang mulia dan cerdas.
Tujuan Islam yang benar, para mujahidin yang berjihad dengan jihad yang benar, oleh orang-orang yang beraqidah shahih, bermanhaj shahih, bertujuan dengan tujuan yang benar, Ini semua adalah sesuatu yang hilang (dari para mujahidin tersebut) maka bagaimana Allah akan menolong mereka terhadap musuh-musuhnya??
Bagaimana kita akan berhasil menghancurkan musuh-musuh itu dengan tangan kita sementara kondisi kita masih seperti ini?  yaitu masih berada di atas aqidah yang batil, dan manhaj yang sesat?
  
 catatan : masih tersisa perkataan asy-Syaikh Rabi’ yang belum kami terjemahkan. Insya Allah akan kami lanjutkan
[1] Jual beli ‘inah adalah jual beli dengan cara riba. Contohnya si A menjual barang kepada si B dengan harga tertentu dan pembayaran dilakukan di belakang hari (kredit). Kemudian sebelum lunas pembayarannya, si A membeli kembali (dengan kontan) barang yang dia jual tersebut dari si B dengan harga yang lebih murah daripada harga yang ditetapkan ketika dia menjualnya. Kemudian nantinya si B harus rtetap membayar barang tersebut dengan harga semula walaupun barang tersebut sudah tidak lagi dimilikinya. (lihat Nailul Authar, V/250).
[2] HR. Abu Dawud no 3462, Ahmad II/28. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani di Ash Shahihah no. 11.

Mengenal Masyaikh Yang Akan Hadir dalam Daurah “Miratsul Anbiya” ke-10 1435 H/2014 H (revisi)

 Asy-Syaikh DR. Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri hafizhahullah

Nama beliau tidak asing lagi bagi para pemerhati Daurah Nasional Masyikh yang berlangsung di Masjid Manunggal Bantul Yogjakarta setiap tahunnya ini. Terlebih lagi, bagi kalangan Salafiyyin di Nusantara ini, beliau benar-benar akrab bagi mereka. Karena memang beliau senantiasa aktif dan rutin datang ke Indonesia dalam momen Daurah Nasional yang merupakan daurah Ahlus Sunnah terbesar di Indonesia, yang kini diberi nama Daurah “Miratsul Anbiya”, dan telah memasuki tahun ke-10. Sejak tahun 2006 M, asy-Syaikh Khalid azh-Zhafiri hampir tidak pernah ‘absen’.
Beliau adalah salah seorang “orang penting” di situs http://sahab.net , salah satu situs salafiyyin paling bergengsi di dunia. Yang senantiasa menegakkan dan membela manhaj salafy di muka bumi dalam tataran international. Menjawab dan meruntuhkan berbagai syubhat para pengusung kebatilan dan hizbiyyah pada masa ini.
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah mengatakan, bahwa beliau (asy-Syaikh Khalid) termasuk duat ke jalan Allah, dan termasuk orang paling kuat dalam Salafiyyah. Beliau memiliki semangat yang besar dalam memberikan dorongan terhadap Salafiyyin, baik di negeri arab maupun luar arab.
Asy-Syaikh Rabi’ juga menghimbau Salafiyyin untuk mengambil ilmu dari beliau. Sebaliknya barangsiapa yang selama ini mencela beliau, asy-Syaikh Rabi’ menasehatkan untuk menahan lisannya. Karena itu termasuk tindakan menghalangi dari jalan Allah.
Salah satu karya tulis beliau yang terkenal adalah, “Ijma’ al-’Ulama ‘ala al-Hajr wa at-Tahdzir min Ahlil Ahwa’”  yang dipuji oleh asy-Syaikh Rabi’ al-Madkhali hafizhahullah, asy-Syaikh Zaid al-Madkhali rahimahullah , dan asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri hafizhahullah.
Beliau juga penulis kitab “Ats-Tsana’ al-Badi’ min al-’Ulama ‘ala asy-Syaikh Rabi’” yang sangat terkenal itu.
♦♦♦

Asy-Syaikh Usamah bin Sa’ud al-’Amri hafizhahullah

Beliau adalah Ketua Bagian at-Taujih wa al-Irsyad Hai’ah Amar Ma’ruf Nahi Munkar Cabang Jeddah. Alumnus Fakultas Syari’ah Universitas Madinah Saudi ‘Arabia.
Belajar dan Berguru kepada :
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin
Asy-Syaikh Muhammad Aman al-Jami
Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbad
Asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri
Dan para ‘ulama mulia dan utama lainnya.
Beliau aktif sebagai pemateri di daurah-daurah Salafiyyah. Seperti Daurah “Amirul Mukminin Mu’awiyah bin Abi Sufyan” ke-14 di Hafrul Bathin Sya’ban 1435 H, dan Daurah Raihaniyyah di Turki ke-2 Sya’ban 1435.
Beliau juga sebagai musyrif (admin) situs besar “al-Waraqat as-Salafiyyah” (http://alwaraqat.net). Situs ini juga memiliki andil besar dalam menegakkan bendera Salafiyyah di tataran Internasional, di samping juga turut andil meruntuhkan syubhat-syubhat ahlul bid’ah.
Asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri hafizhahullah mengatakan, bahwa asy-Syaikh Usamah al-’Amri termasuk di antara para murid beliau yang bersemangat dalam ilmu dan menyebarkan Sunnah, serta membela Sunnah tersebut dan para pengusungnya.
♦♦♦

asy-Syaikh DR. Badr bin Muqbil as-Sa’idi azh-Zhafiri hafizhahullah

Asisten Profesor dan Anggota Dewan Pengajaran bidang Aqidah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah.
Meraih gelar doktor Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah pada tahun 1430 H. Di antara karya ilmiah beliau adalah “al-Mabahits al-Aqadiyyah al-Muta’alliqah bi Qabri an-Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam = Pembahasan Aqidah Terkait dengan Kubur Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam), yang salah satu pembahasan dari kitab tersebut pernah dipublikasikan di di situs sahab.net
Beliau banyak aktif turut serta sebagai pemateri dalam daurah-daurah Salafiyyah yang direkomendasi oleh masyaikh Sunnah. Di antaranya :
- Sebagai salah satu pemateri pada Daurah Ilmiah ke-7 di Hafrul Bathin, tahun 2007. Sebagai pemateri utama dalam daurah tersebut antara lain asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri, serta masyaikh lainnya. Pada kesempatan tersebut, beliau (asy-Syaikh Badr) sebagai salah satu pemateri pada daurah cabang.
- Pada bulan Sya’ban 1435 H/2014 M kemarin, beliau sebagai salah satu pemateri utama dalam daurah “Amirul Mukminin Mu’awiyah bin Abi Sufyan” ke-14. Beliau memberikan pelajaran “al-Qawa’id al-Mutsla” karya asy-Syaikh al-’Utsaimin rahimahullah.
Penanggung jawab daurah di Hafrul Bathin adalah asy-Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq azh-Zhafiri hafizhahullah.

sumber : http://miratsul-anbiya.net/2014/07/04/mengenal-masyaikh-yang-akan-hadir-dalam-daurah-miratsul-anbiya-ke-10-1435-h2014-h/

Awas!! Deklarasi Khilafah Islamiyyah Khayal di Iraq!!

Awas!! Deklarasi Khilafah Islamiyyah Khayal di Iraq!!

Baru-baru ini,  orang-orang dungu dari kalangan Khawarij di Iraq, membikin “kejutan” baru lagi dengan mendeklarasikan apa yang mereka sebut sebagai “Khilafah Islamiyyah” sebagai ganti dari ad-Daulah al-Islamiyyah fi al-Iraq wa asy-Syaim (DAIS) atau Islamic State in Iraq and Syam (ISIS). “Khilafah Islamiyyah” merupakan sebuah nama yang benar-benar mengundang simpati kaum muslimin secara luas. Membuat banyak pihak terkecoh dan terpesona, bahkan tertipu dengannya. Sehingga tidak jarang dari mereka yang turut mengelu-elukan, dan menganggap bahwa asy-Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi al-Husaini yang dibai’at dan dinobatkan sebagai khalifah tersebut, benar-benar sebagai khalifah Islam. Tanpa mereka (kaum muslimin tersebut) mengetahui apa hakekat sebenarnya “Daulah Islamiyyah” atau pun “Khilafah Islamiyyah” itu, yang didirikan tidak lain oleh orang-orang khawarij. Belum apa-apa,  sudah ada pernyataan, bahwa mereka bersumpah akan menghancurkan Ka’bah jika berhasil menguasai Arab Saudi. Mereka menyatakan Ka’bah menyebabkan seseorang “menyembah batu selain Allah”.  Lahaula wala Quwwata illa billah!

Sebenarnya orang-orang khawarij yang selama ini menyerukan “jihad” di Iraq dan di Syam itu terpecah belah dalam banyak kelompok/parta/pergerakan, dan terjadi persaingan antar mereka. Tentu saja kita tahu, siapa dan bagaimana sepak terjang Khawarij salama ini. Iya, tidak lain mereka adalah kelompok-kelompok teroris, yang selama ini banyak merugikan dan memberikan citra yang buruk terhadap Islam dan kaum muslimin. Akibat berbagai tindakan dan aksi mereka selama ini yang ternyata tidak selaras dengan Syari’at Islam. Walhasil, sebenarnya kelompok Khawarij – dengan berbagai macam pecahan dan variasinya – adalah kelompok sempalan dan sesat dari Islam.

Sementara itu, di sisi lain, kalangan Islamphobia, baik dari kalangan Islam Liberal, Sekuler, atau pun lainya, menunjukkan sikap anti dan kebenciannya dengan “Daulah Islamiyyah” yang baru diproklamirkan tersebut. Momen ini benar-benar mereka jadikan kesempatan untuk menghantam kaum muslimin dan menjatuhkan nama baik Islam.

Alhamdulillah, Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah pihak yang paling tenang dalam menghadapi berbagai fitnah dan kemelut yang terjadi. Mereka tidak gampang tertipu dan “terseret arus”. Karena Ahlus Sunnah memiliki pedoman yang jelas dalam menyikapi berbagai persoalan, termasuk persoalan-persoalan kontemporer kekinian. Para ‘ulama Ahlus Sunnah senantiasa tegar tampil dalam tataran International, memberikan bimbingan kepada kaum muslimin.

Menyikapi “gegap-gempita” lahirnya “Khilafah Islamiyyah” ini, berikut kami bawakan penjelasan dari Dua ‘Ulama Besar Ahlus Sunnah masa ini: asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah dan asy-Syaikh Shalih as-Suhaimi hafizhahullah.

 

Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah.

Tatkala disampaikan kepada beliau apa yang terjadi di kalangan orang-orang dungu di negeri Haramain, yaitu mereka ikut-ikutan membait Abu Bakr al-Baghdadi sebagai Khalifah kaum Muslimin. Maka asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbad mengatakan, “Mereka telah membait syaithan!!”

 

Sumber :

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=145178

 

Asy-Syakh Shalih as-Suhaimi hafizhahullah

Pertanyaan : Mohon penjelasan tentang Khilafah Islamiyah yang dideklarasikan kemarin.

 

Jawab :

Wahai saudaraku. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Telah tampak berbagai kerusakan di daratan dan lautan, akibat perbuatan tangan manusia.” (QS. Ar-Rum : 41)

Kerusakan ini, disebabkan oleh sikap esktrim (radikal) atau, sebaliknya disebabkan oleh sikap lembek (deradikal).

Pertama : at-Tafrith (Deradikal) : Yang dilakukan oleh orang-orang mulhid, sekuler, dan liberal. Orang-orang yang mengajak kepada kejelekan, kekotoran, kefajiran, kebebasan, dan kedungungan. Ini bagian pertama.

Kedua : al-Ifrath (Radikal) : Yang dilakukan oleh orang-orang khawarij dan semua kelompok yang berjalan di atas manhaj (prinsip) mereka.

Hari ini orang-orang dungu tersebut memdeklarasikan berdirinya Daulah “Khilafah Islamiyyah” khayal!! Ini sudah “cerita lama” yang sudah kami ketahui sejak 80 tahun lalu!! Mereka membaiat khalifah sirriyyah (sembunyi-sembunyi/rahasia) berdasarkan manhaj mereka yang bejat itu. Masing-masing mereka memiliki baiat sirriyyah untuk orang-orang yang majhul (tidak dikenal).

Hari ini mereka memproklamirkan – dan sudah sangat sering mereka memproklamirkan – kemudian apabila sang proklamator dibunuh atau hilang, mereka akan mendatangkan khalifah baru lagi!! Ini semua mirip dengan “Mahdi” versi Rafidhah – wal’Iyya dzu billah.

Khilafah yang dideklarasikan ini kata mereka adalah Khilafah untuk kaum muslimin semuanya!! Demikian mereka mengklaim, bahwa itu untuk kaum muslimin. Setelah mereka menyembelih dan melakukan berbagai hal terhadap saudara-saudara kita di Iraq. Padahal, baik dia (negara khayal ini) maupun rival mereka yaitu kaum Syi’ah Rafidhah, dua pihak ini sebenarnya sama-sama tidak menginginkan kebaikan untuk umat Islam!!

Maka wajib atas kita untuk mentahdzir (memperingatkan dan waspada) dari dua jenis ini, kelompok ini (pendiri “Khilafah Islamiyyah” ini) dan juga lawan mereka, yaitu kaum Rafidhah. Dua jenis kelompok ini sama-sama di atas kejelekan yang berkepanjangan. Semuanya di atas kesesatan. Semuanya sama-sama sepakat secara diam-diam untuk memusuhi Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Maka waspadalah dari bai’at khurafat ini. Kedustaan yang mereka namakan “Khalifah Muslimin masa ini”. Dia ini adalah Dajjal, pendusta, termasuk para du’at kebatilan. Dia telah menyembelehi kaum muslimin di Syam, dan sekarang dia datang menyembelehi kaum muslimin di Iraq!! Dia bekerjasama dengan Thaghut Syam dalam menyembelehi kaum muslimin. Oleh karena itu thaghut Syam membiarkan dia, tidak memeranginya.

Kemudian sekarang, seluruh kekuatan jelek bersatu, dan Barat ada dibelakang mereka dengan segala dukungan. Para penyeru kejelekan dalam barisan yang dinamakan sebagai “Daulah Khilafah!” “Daulah Rafidhah”, semua nama-nama ini sekarang berupaya menyambar Islam dan Muslimin.

Maka kita memohon kepada Allah – Tabaraka wa Ta’ala – agar meninggikan kalimat-Nya, membela agama-Nya, menumpas orang-orang jelek dari kalangan para ahlul bid’ah, pengekor hawa nafsu, dan para musuh agama dari jenis manapun, baik para radikalis maupun deradikalis. Mereka itu semua adalah para Dajjal, hati-hatilah kalian jangan sampai kagum dan tertipu dengan mereka!!

Sebagaimana pula aku telah mewasiatkan kepada penduduk Iraq kemarin, demikian pula telah aku wasiatkan kepada penduduk negeri lain sejak lama :

Yaitu, hendaknya mereka tinggal di rumah masing-masing. Kalau mereka diserang/dizhalimi, maka silakan membela diri. Barangsiapa yang terbunuh demi membela harta, kehormatan, atau jiwanya, maka dia syahid.

Namun jangan ikut berperang bersama kelompok-kelompok/partai-partai itu semua. Mereka semua itu berada di atas kesesatan. Baik Daulah Rafidhah, atau Daulah Syam dan Iraq (DEAS/ISSI), ataupun Daulah “Khilafah Khayalan” .

Mereka itu semua adalah lawan Ahlus Sunnah, janganlah kita tersibukkan dengan mereka. tidak ada kepentingan kita terhadap mereka. Bahkan, kita tetap beribadah kepada Allah, belajar, dan mendalami agama Allah, terus demikian hingga akhir hayat.

Ditranskrip dari Pelajaran Syarh “Ushulus Sunnah” al-Imam Ahmad, pelajaran ke-3 tanggal 3 Ramadhan 1435 H / 1 Juli 2014

Sumber http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=145025

http://miratsul-anbiya.net/2014/07/08/awas-deklarasi-khilafah-islamiyyah-khayal-di-iraq/

Meraih Keutamaan di Sepuluh Malam terakhir Ramadhan!



Keutamaan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah suatu malam yang penuh dengan keutamaan dan barokah. Allah Subhanallahu wa Ta’ala Yang Maha Pemberi barakah telah menjelaskan hal itu dalam surat Al Qadr (artinya):
“Dan tahukah kamu apa malam lailatul qadar itu?. Yaitu suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turunlah para malaikat dan ruh (malaikat Jibril) dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr: 2-5)
Sehingga malam itu pun dipenuhi barakah yang berlimpah ruah, sebuah ibadah yang dilakukan pada malam itu dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan selain Ramadhan. Tentu keutamaan yang amat besar ini akan membuat hati yang jernih dan akal yang sehat terdorong dan berharap untuk dapat meraihnya.

Kapan terjadinya lailatul qadar?
Malam lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan, sekali dalam setahun. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
”Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, jika ada diantara kalian lemah, maka jangan sampai luput dari tujuh malam yang tersisa (terakhir).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Al-Imam Muslim yang lain, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
فَاطْلُبُوهَا فِى الْوِتْرِ مِنْهَا
…. maka carilah pada malam yang ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fathul Bari: “Pendapat yang paling kuat tentang terjadinya lailatul qadar adalah pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan terjadinya tidak menetap pada malam tertentu dalam setiap tahunnya.”
Adapun memastikan suatu malam dari bulan Ramadhan bahwa ia adalah malam lailatul qadar (di tahun tersebut), maka membutuhkan dalil (yang shahih dan jelas) dalam penentuannya. Namun malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir itu hendaknya lebih dijaga dibanding selainnya, dan malam keduapuluh tujuh hendaknya lebih dijaga lagi daripada malam-malam ganjil selainnya yang dimungkinkan bertepatan dengan lailatul qadar. (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah li Al-Buhuts wa Al-Ifta`)
Apa yang seharusnya dilakukan di malam tersebut?
Pertama: Bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir melebihi kesungguhan pada malam-malam selainnya, dalam hal shalat, membaca Al-Qur’an, berdo’a, dan ibadah-ibadah yang lainnya. ‘Aisyah s menceritakan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
“Dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam jika memasuki sepuluh malam terakhir, beliau menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya, serta mengencangkan tali pinggangnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Al-Imam Ahmad dan Muslim: “Dahulu beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir yang tidak sama kesungguhannya dengan malam-malam selainnya.”
Kedua: Menegakkan shalat tarawih dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Jama’ah, kecuali Ibnu Majah).
Ketiga: Membaca do’a sebagaimana yang diajarkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kepada ‘Aisyah radliyallahu ‘anha. ‘Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai suatu malam bahwa itu adalah malam lailatul qadar, apa yang harus aku baca pada malam itu? Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab: “Ucapkanlah (berdo’alah):
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفوَ فَاعْفُ عَنِّي .
“Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf Maha Mulia lagi suka memaafkan, maka maafkanlah aku.” (HR. At-Tirmidzi)
I’tikaf
I’tikaf adalah usaha untuk senantiasa menetap di masjid disertai dengan menyibukkan diri dengan ibadah (seperti menegakkan shalat-shalat sunnah disamping shalat lima waktu, memperbanyak membaca Al Qur’an, memperbanyak dzikir, do’a, dan istighfar), meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat (seperti mengobrol, cerita, senda gurau dan semisalnya), dan tidak keluar dari masjid selama i’tikaf, kecuali bila ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar (seperti buang hajat atau semisalnya).
‘Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: “Yang disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf adalah tidak menjenguk orang sakit, tidak berta’ziyah, tidak menggauli dan mencumbu istrinya, serta tidak keluar dari masjid untuk sebuah kebutuhan kecuali perkara yang mengharuskan untuk keluar.”
Padahal dalam agama Islam, menjenguk orang sakit dan berta’ziyah keduanya merupakan perkara yang sangat dianjurkan. Namun demikian, ia menjadi gugur ketika menjalankan ibadah i’tikaf di masjid. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perkara i’tikaf tersebut. Sehingga orang yang beri’tikaf hendaknya bersungguh-sungguh menggunakan waktunya untuk bermunajat kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
Ini merupakan sebuah sunnah (ibadah) yang perlu kita hidupkan dan semarakkan, karena hampir-hampir sunnah ini menjadi asing ditengah-tengah umat Islam. Padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam selalu beri’tikaf di bulan Ramadhan.
Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata: “Dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam beri’tikaf pada setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, dan pada tahun wafatnya, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Al Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Zakatul Fitri (Zakat Fitrah) dan Takarannya
Zakat Fitrah diwajibkan atas setiap muslim, baik merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, sebagaimana pernyataan shahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma: ”Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak 1 sha` kurma atau 1 sha` sya’ir (gandum), (dan diwajibkan) baik atas orang merdeka ataupun budak, laki-laki ataupun perempuan, dewasa ataupun anak-anak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Takaran Zakat Fitrah adalah 1 (satu) sha` (2,5kg). Sebagian ulama berpendapat 1 sha` sama dengan 3 kg makanan pokok, seperti beras.

Manfaat Zakat Fitrah
Manfaat zakat fitrah adalah:
1.         Sebagai pembersih atau penyuci jiwa orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak ada manfaatnya dan perkataan yang keji.
2.         Sebagai subsidi makanan bagi orang-orang miskin
Shahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata:
فَرَضَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
”Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyuci jiwa orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak ada manfaatnya dan perkataan yang keji dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat Id, maka terhitung sebagai zakat yang diterima (sah sebagai zakat fitrah, red), dan barangsiapa menunaikannya setelah selesai shalat Id, maka itu adalah shadaqah dari shadaqah-shadaqah biasa.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Kapan Zakat Fitrah Dibayarkan?
Zakat Fitrah dibayarkan pada hari raya Idul Fitri sebelum shalat Id dilaksanakan, atau sehari/dua hari sebelum Idul Fitri. Oleh karenanya dinamakan Zakat Fitrah karena pembayarannya pada hari Idul Fitri (ini adalah waktu yang paling utama), atau dekat dengan Idul Fitri. Dahulu, setelah umat Islam semakin banyak, sebagian para shahabat membayarkan Zakat Fitrah sehari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, sebagaimana disebutkan dalam atsar Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya. Kapan saja zakat fitrah dibayarkan pada salah satu dari waktu-waktu tersebut, maka terhitung sebagai zakat fitrah yang sah. Sebagaimana dalam hadits di atas: ”Barangsiapa membayarnya sebelum shalat Id, maka ia adalah zakat yang diterima (sah sebagai zakat fitrah, red).”
Kepada Siapa Zakat Fitrah Diberikan?
Zakat Fitrah tidak seperti zakat-zakat lain dalam hal sasaran pembagian. Karena Zakat Fitrah hanya diberikan kepada fakir-miskin, tidak kepada selainnya. Hal ini sebagaimana dalam hadits di atas: ”Zakat Fitrah sebagai makanan bagi orang-orang miskin.”
Bolehkah Zakat Fitrah dibayar dengan uang tunai?
Mayoritas ulama tidak membolehkan zakat fitrah dibayar dengan uang, karena yang demikian tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, sementara sangat memungkinkan di masa beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam zakat fitrah dibayar dengan uang (dinar atau dirham). Namun, beliau memerintahkan untuk membayar Zakat Fitrah dengan kurma atau sya’ir (gandum, bahan makanan pokok di masa itu). Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. (Lihat Fatawa Asy-Syaikh Bin Baz dan Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin).Wallähu a’lam bish showäb.
Penutup
Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala menerima amalan-amalan ibadah kita semua, mengampuni dosa-dosa kita semua, dan menggolongkan kita kepada golongan orang-orang yang bertaqwa dengan shaum Ramadhan yang kita laksanakan. Amïn Yä Mujïbas Sä`ilïn..

http://buletin-alilmu.net/2010/08/19/raihlah-keutamaan-di-sepuluh-hari-terakhir-ramadhan/

DAURAH ILMIAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH “MIRATSUL ANBIYA” Ke-10 1435 H/2014 M

Alhamdulillah, dengan pertolongan dan taufik dari Allah, insya Allah akan hadir kembali :
DAURAH ILMIAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH “MIRATSUL ANBIYA” Ke-10 1435 H/2014 M
dengan tema
“URGENSI ULAMA DI TENGAH UMAT KETIKA FITNAH MELANDA”
Dengan pembicara:
✔ Asy-Syaikh Khalid azh-Zhafiri (Kuwait)
✔ Asy-Syaikh Badr bin Muqbil azh Zhafiri (Arab Saudi)
✔ Asy-Syaikh Usamah bin Sa’ud al-’Amri (Arab Saudi)
Penting kami sampaikan tentang profil ringkas pembicara, silakan Anda baca : DISINI
Tambahan dari kami :
Bagi kaum muslimin yang belum bisa berbahasa Arab, tidak perlu khawatir karena insya Allah pelajaran setiap sesi pada kajian umum akan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Perlu kami sampaikan pula, sebagaimana acara pada tahun-tahun sebelumnya biasanya dalam pembukaan Dauroh akan diberikan sambutan terlebih dahulu dari pejabat pemerintahan Kabupaten Bantul.
Insya Allah Jadwal  sebagai berikut :
  • Kajian umum : hari Sabtu-Ahad, 13-14 Syawal 1435 H (9-10 Agustus 2014) bertempat di Masjid Agung Manunggal, Bantul (Terbuka GRATIS untuk kaum muslimin PUTRA) | Adapun PUTRI direlay di PP ar Ridho Putri dan TA Ibnu Taimiyah Sedan (selengkapnya LIHAT PAMFLET)
  • Daurah asatidzah : hari Kamis-Sabtu, 11-20 Syawal 1435 H (7-16 Agustus 2014) bertempat di Ma’had al Anshar.
Informasi peta [sumber gambar : atstssurarayya.wordpress.com], silakan klik gambar berikut:
Bagi yang tidak berkesempatan hadir, kajian ini insya Allah bisa diikuti melalui:
Info Tambahan
Insya Allah akan ada taushiyyah al-Walid al-’Allamah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah [teleconference]
KESEMPATAN DONASI
Bagi yang ingin berta’awun dana untuk Dauroh ilmiyah ahlussunah wal jama’ah Miratsul Anbiya ke 10 , bisa melalui:
—————————————————-
Donasi Dauroh Miratsul Anbiya' 10 
✔ Rek. Bank MANDIRI no rek 9000002394642 a.n. LUWIH AGUS TRIYONO, MANDIRI KALIURANG
✔ Rek BCA atas nama BUSONO SUPRAPTO 8610124705 BCA KCP KALIURANG
—————————————————–

Konfirmasi pengiriman dana ke nomor :
  • 0858-6812-9542
  • 0823-2940-6754.
LAPORAN DONASI : SILAKAN KLIK DI SINI
Laporan dana yang sudah masuk juga akan di tampilkan : salafy.or.id dan miratsul-anbiya.net . Sumber informasi ini kami dapatkan dari situs salafy.or.id dengan sedikit edit tanpa mengurangi substansi isi.
daurah-miratsulanbiya10